Article Detail

Tantangan Sekaligus Perjuangan Pengimplementasian Gerakan Literasi

Tantangan Sekaligus Perjuangan Pengimplementasian Gerakan Literasi

di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta bagi Generasi Z dan Generasi Alfa

Oleh : C. Riyawan, S.Pd

Guru SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

 

Sekolah sebagai salah satu tempat pendidikan dan pengembangan karakter anak perlu terus mengupgrade kualitas dan kuantitasnya mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. Delapan standar pendidikan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah harus dipenuhi dan dilaksanakan secara baik oleh setiap sekolah. Melalui sistem akreditasi, secara berkala menggunakan instrumen penilaian yang jelas, akan semakin menunjukkan kualitas dan kuantitas setiap sekolah. Sekolah yang mampu mengikuti perkembangan zaman akan tetap dapat dipercaya masyarakat, sedangkan sekolah yang tidak mampu mengadopsi perkembangan dan tuntutan zaman akan tergerus oleh sekolah-sekolah lainnya.

Era digital sekarang ini menjadi tantangan sekaligus perjuangan tersendiri bagi sekolah-sekolah, terlebih bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk mampu memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat. Anak-anak usia sekolah dasar sekarang adalah anak-anak yang termasuk dalam kelompok generasi Z dan generasi Alfa, artinya anak-anak sudah mengenal dan mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang serba canggih. Anak-anak sekolah dasar kelas 1 masuk ke dalam generasi Alfa, dimana mereka terlahir setelah tahun 2011. Anak-anak yang duduk di kelas 2 sampai dengan kelas 6 termasuk ke dalam kelompok generasi Z, generasi ini dilahirkan antara tahun 1995-2010.

Sebagai sekolah swasta nasional yang berdiri sejak sebelum Indonesia merdeka yaitu pada tahun 1939, SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta selalu berusaha tetap dapat dipercaya masyarakat dengan selalu mengikuti perkembangan peraturan, kurikulum, maupun tuntutan perkembangan zaman. Visi sekolah “mewujudkan generasi unggul dalam prestasi akademik, berbudi pekerti luhur, cinta lingkungan sebagai cerminan pribadi yang utuh atas dasar semangat cinta kasih” terus dihidupi dalam setiap pelayanan. Pembinaan dan pengembangan profesionalitas SDM terus dilakukan oleh lembaga terlebih untuk mendidik anak-anak generasi Z dan generasi Alfa yang duduk di kursi kelas 1 sampai kelas 6 saat ini.

Pada tahun pembelajaran 2017-2018, SD Tarakanita Bumijo menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas 1 sampai dengan kelas 5. Penerapan kurikulum secara serempak di kelas 1 sampai dengan 5, menjadikan guru-guru termotivasi lebih untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuannya terutama dalam memahami sekaligus menerapkan kurikulum 2013. Gerakan belajar ini menjadi budaya literasi bagi guru-guru di SD Tarakanita Bumijo. Hal ini sejalan dengan gerakan literasi yang dicanangkan oleh kemendikbud pada tahun 2015 yang lalu. Kegiatan literasi yang dilakukan guru sudah berhasil membuahkan beberapa karya tulis antara lain : pembuatan ringkasan pembelajaran, pembuatan buku soal-soal ujian, pembuatan buku pembelajaran, berbagai artikel di majalah sekolah ataupun media cetak dan elektronik. Selain hal tesebut, hasil literasi berupa tulisan juga disampaikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan melalui kegiatan seminar di sekolah. Budaya literasi yang dilakukan oleh guru-guru merupakan bentuk teladan yang baik bagi pelaksanaan literasi peserta didik.

Budaya literasi yang sudah dilakukan oleh para guru di SD Tarakanita Bumijo menjadikan motivasi tersendiri bagi para peserta didik untuk lebih giat melakukan kegiatan literasi baik membaca maupun menulis di luar kegiatan pembelajaran. Tantangan dan godaan cukup berat dalam rangka membudayakan gerakan literasi bagi para peserta didik di SD Tarakanita Bumijo. Sebagai contoh, anak-anak lebih senang untuk bermain bersama dengan teman-temannya dari pada membaca taupun menulis. Namun demikian, sekolah tetap terus berupaya membudayakan kegiatan literasi bagi para peserta didik dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.

Implementasi kegiatan literasi di SD Tarakanita Bumijo sudah dilaksanakan lebih awal sebelum munculnya gerakan literasi sekolah. Sekolah sudah memfasilitasi kegiatan literasi guru dan siswa dengan membangun perpustakaan yang dilengkapi dengan fasilitas dan buku-buku yang cukup lengkap. Pengelolaan perpustakaan sendiri sudah dilakukan secara profesional dengan menempatkan 3 pegawai perpustakaan. Pada tahun 2016 perpustakaan SD Tarakanita Bumijo memperoleh penghargaan juara harapan 1 lomba sekolah berbudaya mutu tingkat nasional. Dengan demikian secara fasilitas dan SDM pendukung, perpustakaan sudah bisa mendorong keberhasilan kegiatan literasi.

Fasilitas dan koleksi perpustakaan yang ada selama ini sudah banyak dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik. Pemanfaatan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung maupun di luar kegiatan belajar mengajar. Secara khusus sekolah memasukkan kegiatan literasi bagi setiap peserta didik dalam buku 1 dokumen kurikulum. Setiap kelas melakukan kegiatan literasi di perpustakaan selama 1 JP ( 35 menit ) dalam setiap minggunya. Kegiatan literasi didampingi oleh guru kelas masing-masing dengan kegiatan utama membaca buku koleksi perpustakaan dan menuliskan ringkasan dari buku yang telah dibaca. Hasil ringkasan dari peserta didik didokumentasikan secara khusus di buku perpustakaan milik setiap anak. Selain membaca, peserta didik juga dibiasakan untuk melakukan analisis berbagai macam buku cerita, menambah perbendaharaan kata menggunakan kamus dan juga membuat kliping. Kegiatan literasi pada jam pembelajaran tersebut sudah menjadi kebiasaan bagi anak-anak sehingga tidak menjadikan kendala dalam pengimplementasiannya.

Selain program 1 JP/ minggu, peserta didik juga diberikan kesempatan memanfaatkan perpustakaan pagi hari sebelum masuk kelas, saat istirahat, dan sepulang sekolah sampai dengan pukul 15.30. Kesempatan tersebut banyak dimanfaatkan anak-anak untuk membaca berbagai macam koleksi buku perpustakaan baik buku pengetahuan maupun buku-buku fiksi. Sebagian anak yang belum dijemput membiasakan diri menunggu di perpustakaan sambil membaca atau mengakses informasi dari TV channel yang disediakan. Sekolah juga memfasilitasi setiap peserta didik untuk meminjam buku-buku perpustakaan. Fasilitas ini banyak dimanfaatkan oleh peserta didik dengan melakukan peminjaman setiap 1 minggu sekali. Guna mendukung kelengkapan sumber-sumber bacaan, setiap 3 bulan sekali sekolah menganggarkan pembelian buku baru untuk koleksi perpustakaan. Selain pengadaan buku, secara berkala sekolah juga berlangganan surat kabar harian, majalah mingguan, dan majalah bulanan yang semuanya bisa diakses oleh warga sekolah di perpustakaan.

Koleksi perpustakaan selain bisa diakses langsung di lokasi juga bisa dimanfaatkan di setiap kelas. Pembelajaran di kelas bisa memanfaatkan buku yang ada di perpustakaan sehingga kegiatan literasi juga dapat dilakukan di kelas masing-masing. Setiap kelas juga terdapat buku-buku pembelajaran, majalah sains dan juga non fiksi yang dapat dimanfaatkan anak setiap saat. Pada kegiatan pembelajaran tertentu selain anak membaca dan meringkas buku sumber juga diminta untuk mempresentasikan hasilnya kepada teman- teman satu kelas. Kegiatan literasi yang dilanjutkan presentasi semakin memotivasi siswa untuk terus membaca dan menulis. Selain itu, kegiatan ini memupuk rasa percaya diri, keberanian, dan mengasah kemampuan verbal setiap peserta didik.

Kegiatan literasi yang dilakukan peserta didik di sekolah melalui kegiatan intrakurikuler mampu mendukung terwujudnya visi-misi sekolah. Namun, tantangan cukup berat dirasakan di kala kegiatan literasi dilakukan di luar kegiatan intrakurikuler. Berbagai aktivitas dan kegiatan lain yang dilakukan anak-anak secara tidak langsung mempengaruhi keberhasilan implementasi literasi di sekolah. Godaan dari dalam diri setiap peserta didik cukup banyak, misalnya : godaan untuk bermain, malas dalam membaca, dan berkegiatan lainnya.

Berbagai usaha dan cara dilakukan sekolah untuk memperjuangkan budaya literasi di SD Tarakanita Bumijo. Kebijakan sekolah dalam mengatasi tantangan dan perjuangan membudayakan literasi antara lain : melaksanakan kegiatan ektrakurikuler jurnalistik, melaksanakan ektrakurikuler sains club, menyelenggarakan pembelajaran berbasis riset, melarang penggunaan HP dan alat elektronik lainnya di sekolah, melaksanakan pembelajaran TIK. Kebijakan tersebut mampu mengarahkan generasi Z dan Alfa untuk membudayakan kegiatan literasi di sekolah, dibandingkan anak-anak menggunakan media TIK untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti bermain game dan media sosial.

 Melalui kegiatan ektrakurikuler jurnalistik, peserta didik belajar membaca dari berbagai sumber baik media cetak maupun elektronik, mencari liputan berita dan menuangkan dalam bentuk tulisan. Dalam kegiatan jurnalistik ini, peserta didik diberikan pendampingan secara khusus oleh guru-guru pengampu sampai menghasilkan karya-karya yang dapat dipublikasikan. Hasil karya dari anak-anak peserta jurnalistik sangat banyak, dan selalu dipublikasikan setiap 3 bulan sekali melalui majalah Media Kreativitas Anak Tarakanita atau sering disebut MEKAR. Selain hasil karya dari anak-anak peserta jurnalistik, MEKAR juga memuat berbagai macam hasil karya maupun literasi dari guru, karyawan, orang tua, alumni dan anak-anak SD Tarakanita Bumijo. Penerbitan majalah MEKAR sendiri saat ini sudah masuk edisi ke- 48, artinya hasil literasi dari warga sekolah sudah termuat di media majalah sekolah sejak 12 tahun yang lalu. Di sisi lain majalah yang diterbitkan juga menjadi sumber literasi baru bagi anak-anak dan warga sekolah.

Dalam kegiatan ektrakurikuler sains club dan pembelajaran berbasis riset anak-anak juga dituntut untuk banyak membaca dari berbagai sumber. Hasil dari membaca akan dipraktekkan dalam kegiatan-kegiatan praktek baik di laboratorium IPA maupun laboratorium alam. Melalui kegiatan praktikum secara tidak langsung peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk terus membaca dan memahami bacaaan, sehingga akhirnya dapat mempraktekkan secara benar melalui kegiatan sains club ataupun pembelajaran berbasis riset.

Sekarang ini bisa dipastikan setiap orang terlebih anak-anak, lebih senang untuk bermain HP ataupun alat elektronik lainnya  daripada membiasakan budaya membaca dan menulis. Kebijakan sekolah yang cukup berhasil untuk mengarahkan anak-anak generasi Z dan Alfa yang lebih familier dengan internet ke hal yang lebih produktif  ialah dengan melarang penggunaan alat-alat elektronik terutama HP selama berada di lingkungan sekolah. Dengan adanya larangan membawa alat elektronik ini, peserta didik bisa lebih fokus dalam belajar. Saat istirahat dan sepulang sekolah pun mereka lebih banyak bersosialisasi dengan teman-teman juga mengggunakan waktu untuk membaca di perpustakaan.

Kebijakan membawa HP dan alat elektronik lainya didukung oleh seluruh orang tua dengan tidak memfasilitasi anak-anak dengan alat-alat elektronik selama berada di sekolah. Sebagai fasilitas pendukung, sekolah menyediakan laboratorium komputer yang terkoneksi internet untuk mengakses sumber-sumber yang dibutuhkan anak-anak dalam mendukung kegiatan literasi. Tenaga khusus juga telah disediakan di laboratorium komputer untuk pendampingan sekaligus pengawasan penggunaan media internet oleh peserta didik.

Dalam pelaksanaan pembiasaan literasi bagi para peserta didik, memang bukan menjadi hal yang mudah. Banyak kendala yang dialami dalam proses implementasi literasi. Secara fasilitas, sekolah dan SDM yang ada sudah sangat mendukung untuk keberhasilan budaya literasi. Namun, niat dan semangat dari dalam diri setiap anaklah yang menjadi faktor penentu keberhasilan literasi anak-anak SD Tarakanita Bumijo. Godaan dari permainan dan media sosial alat-alat elektronik yang terkoneksi dengan internet menjadi kendala tersendiri bagi peserta didik saat mereka berada di luar lingkungan sekolah. Tidak bisa dipungkiri kemajuan zaman dan teknologi informasi membawa pengaruh terhadap kebiasaan anak-anak generasi Z dan Alfa dalam kehidupan sehari-hari mereka. Setiap hari anak-anak dihadapkan pada dunia internet, dimana mereka bisa mengakses apapun yang ada di belahan bumi ini. Perkembangan dan kemajuan teknologi membawa pengaruh bagi anak-anak baik positif maupun negatif. Sebagai pendidik dan tenaga kependidikan, setiap guru dan karyawan SD Tarakanita harus mampu mengadopsi perkembangan teknologi dengan mengambil sisi positifnya yang nantinya dapat dibagikan kepada para peserta didik. Sedangkan dampak negatif dari teknologi harus bersama-sama diperangi terlebih untuk penyalahgunaan penggunaan teknologi oleh warga sekolah, khususnya peserta didik.

Untuk antisipasi penyalahgunaan berbagai media yang ada, sekolah selalu bekerjasama dan membuka komunikasi dengan orang tua terlebih untuk memonitor kegiatan anak-anak di luar jam sekolah. Sekolah melalui guru-guru selalu memberikan penugasan kepada anak untuk lebih banyak melakukan literasi dari berbagai sumber saat berada di rumah. Setelah selesai membaca dan meringkas, salah satu tanggung jawab anak ialah menyampaikan hasil literasi mereka di kelas masing-masing. Hal ini menjadi salah satu cara yang dilakukan sekolah untuk bisa menumbuhkan budaya literasi anak-anak di luar sekolah. Dengan demikian waktu luang yang dimiliki anak-anak saat berada di luar sekolah dapat terisi, salah satunya dengan kegiatan literasi yang lebih bermanfaat dibandingkan bermain media sosial atau game pada alat-alat elektronik mereka.       

Semoga kegiatan literasi yang sudah menjadi budaya di lingkungan sekolah, juga bisa diimplementasikan di luar sekolah dengan dukungan pihak-pihak terkait terlebih keluarga sebagai pendidik utama anak. Masyarakat juga sebaiknya juga mampu memberikan teladan dan juga fasilitas bagi generasi penerus bangsa untuk membiasakan budaya membaca dan menulis serta mendampingi anak-anak dalam belajar. Lingkungan masyarakat juga memiliki peran yang sangat besar dalam keberhasilan budaya literasi di Indonesia. Lingkungan yang nyaman dan dilengkapai dengan taman baca atau perpustakaan kampung akan mendorong anak untuk terbiasa membaca dan menulis.  

 

Sumber bacaan :

  1. Dokumen kurikulum SD Tarakanita Bumijo Tahun 2017/ 2018
  2. https://tirto.id/habis-milenial-dan-generasi-z-terbitlah-generasi-alfa-cnEs, di unduh pada tanggal 11 September 2017
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment